Cinta..
kata orang sejuta rasanya,
ada yang bilang membutakan mata dan hati,
ada yang bilang indah kisahnya,
ada yang percaya tidak akan salah, tertukar, atau tertinggal.
tragisnya dari sekian juta kalimat indah yang pernah terangkai. tidak sedikit mereka yang bilang kalau Cinta itu sakit, menyakitkan, dan jahat.
disisi lain, remaja memandang cinta ini sebagai tren (mungkin) karena nyatanya banyak yang bersaing mencari pacar yang bisa digandeng saat hangout atau untuk sekedar jadi teman menghadiri resepsi. biasanya.. banyak yang ganti-ganti pacar dengan seenaknya seperti ketika mereka bosen memakai sandal jepit yang warna hijau lalu menggantinya dengan yang warna merah tanpa memperdulikan si sandal hijau meski kondisinya masih baik-baik saja.. yah, namanya juga remaja..harap maklum.
tapi...pada kenyataannya ada juga yang merasakan cinta "dini" itu sebagai cinta yang sayang yang tetap bersemayam dihati meskipun setelah ikatan itu terlepas, putus.
Pagi ini suatu kejadian menyentak
hatiku, seperti ada yang memukul kepalaku dengan ayunan keras tongkat
kasti, sesuatu yang membuat hatiku merasa luruh, dan merasa bahwa aku
masih punya hati.
kalian
bisa menyebutnya dengan apa saja, boleh apa saja tanpa sensor. Mau
bilang bodoh, stupid, ataupun bego, terserah.. karena untukku ini yang
disebut Cinta..
Seseorang yang jauh dari dalam hatinya tidak ingin memutus ataupun diputus yang rela menerima kata putus demi melihat kekasih hatinya bahagia dengan apa yang diyakininya,
Dia yang masih dengan rela membukakan pintu rumahnya saat kekasih yang memutus kisahnya mengetuk pintu saat panas dan hujan, hanya untuk sekedar berlindung menunggu matahari meredup dan hujan mereda,
Dia yang masih kuat melihat wajah orang yang memutus ikatan kasihnya disaat dia bercerita sedang jatuh cinta terhadap orang lain,
Dia yang hanya bisa berkata "setahuku dia tidak baik", iya hanya berkata tanpa nada memerintah, menggurui, atau menentang. Dia yang berkata lirih tentang opininya karena dia tau bahwa orang yang membuat orang terkasihnya jatuh cinta sungguh tidak baik adanya, berbahaya, dan hidup diatas kebahagiaannya pribadi, Dia hanya berpendapat bukan dengan alasan untuk mengharapkan seseorang yagng dikasihinya itu kembali kepelukannya.
Dia yang berpura-pura tenang saat orang terkasihnya duduk di sampingnya untuk bercerita bahwa hatinya telah tersakiti dan ingin kembali padanya. Bukan dia tidak ingin orang terkasihnya kembali, dia hanya sedikit ragu, benarkah tidak ada suatu kejadian besar yang membuat orang terkasihnya meminta cintanya sekali lagi?
Dia yang tetap memandangnya dengan perasaan sayang saat segala keraguannya terjawab ketika orang yang dikasihinya berdiri di depannya dengan penuh air mata yang menanggung malu dan dosa.
Dia yang sebenarnya ingin memeluknya dan memastikan orang terkasihnya dalam kondisi baik-baik saja setelah kejadian itu hanya bisa meninggalkannya dengan tangisan sebanyak-banyaknya di ruang tamunya supaya orang terkasihnya lebih tenang dan lega.
Dia yang kemudian memutuskan untuk tidak lagi menerima orang terkasihnya hadir di dalam rumahnya meski sekedar untuk menunggu hujan reda, matahari meredup, atau meminta seteguk air ditengah kehausannya.
Bukan berarti dia tidak sayang lagi, bukan berarti cintanya habis, bukan berarti tidak ada kesempatan untuk orang itu bertemu dengan Dia kembali. bukan.. Dia hanya tidak mau semua orang yang tidak mengerti tiba-tiba menjatuhkan hukuman padanya atas apa yang tidak dia lakukan sama sekali.
sampai suatu hari..
Hari dimana semua orang tahu dia-lah yang terbaik, dia yang memang sayang apa adanya, dia yang bisa diandalkan untuk segala macam bantuan dalam keadaan darurat sekalipun.
Dia tidak mengeluh, dia tidak menghina, dia tidak mencaci maki, dia hanya mengangguk dan memberi bantuan sebesar dan sebanyak yang dia bisa demi keselamatan dan kebahagian orang terkasihnya.
Karena saat cinta itu sesungguhnya masih bergelora dan terus hangat dengan bara sekecil apapun,dia akan melakukan yang terbaik, apapun itu..
meski dia tahu yang dia lakukan itu tak sebanding dengan tindakan yang pernah diterimanya dalam waktu sebelumnya,
meski harus mengorbankan dirinya sendiri,
meski harus menebus lebih banyak hari dilalui dengan derita setelah hari ini,
dia Rela asal orang terkasihnya tersenyum bahagia.
Proud of you.. the one who have love just like this..
#specially for 2910
Tidak ada komentar:
Posting Komentar